Menurut sekretaris Kelompok Kerja Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMKL) Kementerian Kesehatan RI mengatakan kebiasaan
masyarakat yang kurang peduli dengan sanitasi diperparah dengan akses sanitasi
yang kurang memadai, tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap kesehatan tapi juga berpotensi berpengaruh
siqnifikan terhadap sistim perekonomian. Studi Bank Dunia bersama Pokja AMKL,
menyebutkan potensi kerugian negara akibat sanitasi buruk akan setara dengan
Rp.58 triliun atau sama dengan 2,1% pertumbuhan domestik Bruto Indonesia.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi dan
lingkungan yang kurang sehat serta pembuangan sampah dan air limbah (industri,
Rumah Sakit, Rumah Tangga, dll) yang kurang baik di antaranya adalah: Diare,
Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Thipus, cacingan dan malaria.
Hal ini akibat masih rendah kesadaran masyarakat. Lebih memprihatinkan lagi,
sebagian orang miskin, sanitasi bukanlah prioritas utama. Inilah salah satu
penyebab 80% air tanah tercemar.
Tindakan pencegahan merupakan upaya penting agar
terhindarnya setiap orang terhadap penurunan derajat kesehatan.
Seksi Pengendalian Resiko
Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan berupaya memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesehatan lingkungan khususnya dalam hal Pengawasan pembuangan limbah. Perlu diketahui bahwa pada tahun yang lalu
hal ini belum terlaksana secara optimal berhubung dana masih kurang mendukung
dan kemampuan SDM masih kurang. Berhubung dengan kenyataan itu sungguh dituntut
usaha pangadaan dana untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tahun
sebelumnya dan diadakan pelatihan petugas di bidang Pengawasan Limbah.
Dari hasil pengambilan sampel di lima titik yang di tentukan dan delapan kategori uji laboratorium, dapat disimpulkan lima titik tersebut masih dalam batas normal dan satu kategori uji yang hasil pengukuran kadar amoniak nya melebihi batas normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar