Masalah kesehatan yang semakin kompleks seiring dengan
perkembangan teknologi transportasi. Menyebabkan kecepatan waktu tempuh
perjalanan antar negara melebihi masa inkubasi penyakit. Saat ini perjalanan
dan perdagangan lintas negara meningkat pesat seiring dengan meningkatnya
teknologi informasi. Hal ini menimbulkan tantangan terhadap pengendalian
penyebaran penyakit infeksi, seperti penyakit new emerging dan re-emerging
disease. Semakin meningkatnya aktifitas di bandara, pelabuhan dan lintas batas
darat negara berkaitan dengan transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit
lainnya yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan
dunia, International Health Regulation (IHR) 2005 Annex 1b mengamanatkan untuk
merespon kejadian yang dapat menimbulkan Public Health Emergency o0f
International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia.
Ancaman global yang kita hadapi yaitu New Emerging
Infectius Disease dari negara lain dan berpotensi masuk ke Indonesia antara
lain Hanta fever, Ebola, HFMD, Paragoniasis pulmonalis. Legionnaires desease.
SARS, Avian influenza. Nipah virus. Penyakit yang masih merupakan masalah,
kemudian berkembang (emerging deseases) yaitu munculnya strain mikroba baru
sebagai akibat resistensi antibiotika, serta perilaku masyarakat yang tidak
mendukung pola hidup sehat. Penyakit tersebut antara lain Dengue haemoragic
fever, Japanese B. Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Typhoid dan
Salmonellosis, Malaria, Filaria, HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual lainnya. Penyakit yang dianggap bukan masalah lagi, saat
ini muncul/berpotensi untuk muncul kembali (re-emerging deseases) diantaranya
Pes, TBC, Scrub-Thypus, Anthrax, rabies, malaria.
Penyakit re-emerging deseases yang baru-baru ini
mengakibatkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia salah satunya Avian
influenza. Jumlah seluruh kasus Avian Influenza di dunia sejak 2003 hingga
Desember 2012 sebanyak 610 kasus dengan 360 kematian (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Puncak kasus tertinggi di dunia terjadi pada tahun 2006, di mana
ditemukan 115 kasus Avian Influenza. Pada tahun 2011 kasus Avian Influenza
terjadi di 6 negara yaitu Egypt 38 kasus, Indonesia 11 kasus, Kamboja 8 kasus,
Vietnam 5 kasus, Bangladesh 2 kasus, dan China 1 kasus (Kemenkes RI, 2012).

Di Indonesia sampai akhir bulan Mei tahun 2008 menunjukkan
kecenderungan penurunan kasus. Pada bulan Mei tahun 2008 terdapat 2 kasus
positif Avian Influenza, menunjukkan penurunan 509 di banding 4 kasus Avian
Influenza pada bulan Mei tahun 2007. Serta penurunan tajam yaitu 88,80
dibanding 18 kasus Avian Influenza pada bulan Mei tahun 2006. Meski demikian
kasus Avian Influenza sejak tahun 2005 sampai bulan Desember tahun 2012
berjumlah 192 kasus dengan 160 kematian (Depkes, 2008, Kemenkes RI, 2012).
IHR (2005) menyatakan yang bertanggung jawab dalam cegah
tangkal penyakit potensial wabah suatu negara adalah petugas di pintu masuk.
Salah satu instansi yang bertugas di pintu masuk Indonesia adalah Kantor
Kesehatan Pelabuhan. Berdasarkan Permenkes Nomor 2348 tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 365 tahun 2008, terdapat 49
Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah,
surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetik dan
Alat Kesehatan dan Bahan Aditif) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara. Berdasarkan uraian di atas, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Jayapura perlu melakukan sosialisasi kepada lintas sektor dan lintas
program tentang pengawasan laik terbang dan lalu lintas jenazah yang merupakan salah satu faktor resiko bagi kesehatan
masyarakat.
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh
masyarakat bandara dan pelabuhan secara umum terutama lintas sektor yaitu
stakeholder di Bandara Udara Wamena, pihak airlines, pihak swasta di bidang
pemetian, lintas program yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya.