Tujuan di lakukan IRS untuk pengendalian Nyamuk Anopheles, dan IRS dilakukan Dua Kali dalam satu tahun
PERTEMUAN REVIEW RENKON DAN TABLE TOP EXERCISE KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II JAYAPURA
Jayapura - Kegiatan Pertemuan Review Renkon dan Table Top Exersice Wilayah Kerja PLBN Skouw Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Jayapura tanggal 22 & 23 November 2018.
Kegiatan ini di hadiri Lintas Sektor dan Lintas Program sejumlah 60 Orang dengan Metode yang di gunakan Ceramah, Diskusi, Presentasi, Pembiayaan bersumber dari DIPA KKP Jayapura 2018
Tujuan diselenggarakannya Pertemuan Review Renkon dan Table Top Exersice, Penanganan Penyakit Infeksi Emerging pada situasi rutin maupun respon PHEIC adalah :
1. Memberikan acuan kepada petugas KKP, maupun stakeholder dilingkungan Pos Lintas Batas Negara agar dapat melaksanakan penanganan penyebaran penyakit menular berpotensi wabah secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
2. Penguatan demi terwujudnya mekanisme komunikasi, koordinasi dan kontrol yang terstruktur dalam penanganan PIE di pintu masuk negara/daerrah.
3. Terlatihnya petugas KKP dan Stakeholder terkait dalam melaksanakan tindakan penyehatan ruti maupun respon kedaruratan termasuk mengoperasikan peralatan sesuai Standar Prosedur yang berlaku,
PELATIHAN AED (Automatic External Defibrilator) BAGI PETUGAS KKP JAYAPURA DAN STAKEHOLDER WILKER BANDARA WAMENA
Kegiatan Pelatihan AED (Automatic External Defibrilator) Bagi Petugas Bandar Udara Wamena pada tanggal 14 November 2018 di Ruang Rapat UPBU Wamena. Kegiatan ini di hadiri Lintas Sektor dan Lintas Program sejumlah 30 Orang.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini Ceramah/Presentasi dan Pelatihan Cara menggunakan AED. Dalam konteks pelayanan Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan berperan dalam melakukan pertolongan pertama terhadap pelaku perjalanan baik itu yang akan menggunakan alat transportasi baik itu Laut, Udara, maupun Darat. Salah satu kejadian yang sering terjadi adalah shock yang diakibatkan henti jantung. Untuk megantisipasi kejadian tersebut KKP Jayapura merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan petugas KKP dan Stakeholder yang ada di Bandara Wamena, untuk menggunakan AED ( Automatic External Defribilator) yang merupakan alat pacu jantung otomatis yang dapat digunakan oleh orang awan (bukan dokter/paramedic). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman secara menyeluruh mengenai pengoperasian dan penggunaan AED pada orang yang mengalami henti jantung.
PERTEMUAN LINTAS SEKTOR/LINTAS PROGRAM DALAM RANGKA PENGENDALIAN VEKTOR BINATANG PEMBAWA PENYAKIT DI WILAYAH KERJA BANDAR UDARA WAMENA
Penyakit tular vektor dan zoonotik merupakan
penyakit menular melalui Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, antara lain
malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah), chikungunya, japanese
encephalitis (radang otak), rabies (anjing gila), leptospirosis, pes dan
schistosomiasis (demam keong). Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian
yang cukup tinggi serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)
dan/atau wabah serta memberikan dampak kerugian ekonomi masyarakat.
Upaya penanggulangan penyakit tular vektor dan
zoonotik selain dengan pengobatan terhadap penderita, juga dilakukan upaya
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, termasuk upaya mencegah
kontak secara langsung maupun tidak langsung dengan Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit, guna mencegah penularan penyakit menular, baik yang endemis maupun
penyakit baru (emerging).


Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia
telah teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis
maupun penyakit menular potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit
tropis yang merupakan penyakit tular vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian
terhadap Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit menjadi bagian integral dari
upaya penanggulangan penyakit tular vektor termasuk penyakit-penyakit zoonotik
yang potensial dapat menyerang manusia. Untuk itu Kantor
Kesehatan Pelabuhan sebagai Unit Pelaksana Utama dari Direktorat Jenderal Pencegahan
Dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dituntut dapat melakukan tindakan pencegahan
dan pengendalian terhadap penyakit tular vector dan zoonotik di pintu masuk negara.
Keberhasilan dari tindakan pencegahan tersebut di tentukan oleh faktor kecepatan dan ketepatan dala mendeteksi dan
melakukan antisipasi berupa respon cepat terhadap adanya suatu kejadian penyakit di
pintu masuk negara (bandara, pelabuhan serta Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN).
Oleh karena itu guna meningkatkan peran, komitmen
dan kinerja bersama maka dianggap perlu untuk melakukan Pertemuan
Lintas Sektor dan Lintas Program Pengawasan dan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit di Bandar Udara Wamena sebagai salah satu Wilayah Kerja KKP Jayapura dan juga sebagai pintu masuk
di Pegunungan Tengah Papua.
UPACARA HARI KESEHATAN NASIONAL YANG KE-54 DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II JAYAPURA
Momentum hari kesehatan ke-54 ini sebagai pengingat publik bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya akan terwujud, apa bila semua komponen bangsa; masyarakat, organisasi kemasyarakatan, swasta berperan serta dalam upaya kesehatan, dengan lebih memprioristaskan promotif-preventif dan semakin menggalakkan serta melembagakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
Pemerintah Pusat dan daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan praktisi turut ambil bagian dalam peringatan HKN untuk mendukung pembangunan kesehatan
Masyarakat semakin mengerti arti penting perilaku dan lingkungan sehat, serta melakukan gerakan hidup sehat, baik di keluarga, tempat kerja, tempat-tempat umum dan fasilitas lainnya.
PELATIHAN AED BAGI PETUGAS KKP DAN STAKEHOLDER WILKER BANDARA SENTANI
Dalam konteks pelayanan kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan berperan dalam melakukan pertolongan pertama terhadap pelaku perjalanan baik itu
yang akan menggunakan alat transportasi baik itu Laut, Udara, maupun Darat. Salah
satu kejadian yang sering terjadi adalah shock yang diakibatkan henti jantung. Berdasarkan
data poliklinik di wilayah kerja Bandar udara Sentani terdapat 1 kasus pasien dengan
shock yang mengakibatkan henti jantung. Untuk megantisipasi kejadian tersebut KKP
Jayapura merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan petugas KKP dan Stakeholder yang
ada di Pelabuhan, Bandara, dan PLBDN untuk menggunakan AED (Automatic External Defribilator) yang merupakan alat pacu jantung otomatis
yang dapat digunakan oleh orang awan (bukan dokter/paramedic). Kegiatan
bertujuan memberikan pemahaman secara menyeluruh dan pengenalan tanda serta gejala penumpang/pengunjung di
Pelabuhan laut, Bandara dan PLBDN dengan masalah darurat kesehatan yang
dalam waktu singkat dapat mengakibatkan kematian, serta pengenalan alat, pengoperasian dan penggunaan
AED sebagai alat pertolongan pertama mencegah kemaatian pada orang yang
mengalami henti jantung.
Narasumber Melkisedek Nally, S.Kep Ns |
Foto Bersama |